Hukum Mencuri dan Sanksi Bagi Pelakunya

Image result for hukum mencuri
قال تعال : "والسارق والسارقة ايديهما جزاء بما كسب نكالا من الله والله عزيز حكيم
"فمن تاب من بعد ظلمه واصلح فان الله يتوب عليه ان الله غفور رحيم

Artinya: “Pencuri lelaki dan Pencuri perempuan, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka, barangsiapa bertaubat sesudah melakukan penganiayaannya itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S.Al-Ma’idah: 38-39)

Arti kata dari penggalan ayat tersebut: Pertama, السارق: Dalam pengertian bahasa, merupakan mengambil harta yang bukan miliknya secara diam-diam. Dan secara istilah, para ahli fikih menjelaskan kata tersebut adalah mengambil barang berharga milik orang lain secara sembunyi-sembunyi. Sedangkan, barang tersebut disimpan dengan wajar oleh sang pemilik. Kedua, فاقطعوا ايديهما: Potonglah kedua tangannya dalam arti majazi. Ketiga, نكالا من الله: Balasan dari Allah swt. atas apa yang mereka kerjakan.

Sanksi atau Hukuman Bagi Pencuri:

Pertama, Memotong tangan pencuri. Dalam hal ini sebagian ulama berbeda pendapat. Menurut Imam Thobari, pemotongan tangan boleh dilakukan ketika barang curian sudah mencapai 3 dirham ke atas, berdasarkan pendapat dari Imam Malik bin Anas. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah 10 dirham ke atas.

Kedua, Syarat-syarat diperbolehkannya memotong tangan bagi pencuri. Menurut Imam Fakhrurrazi, ulama fikih mengatakan tidak diwajibkan memotong tangan kecuali telah memenuhi dua syarat: Telah sampai nasab atau takaran, dan barang tersebut dalam penjagaan pemiliknya. Sedangkan, Imam Al-Qurtubi menambahkan syarat tersebut dalam kitabnya. Bahwa, tidak diwajibkan memotong tangan kecuali telah sempurna syarat si-pencuri (sariq) (Syarat pencuri: Baligh dan Berakal sehat), barang yang dicuri (syai’ masruq) (syarat barang: telah sampai nasab dan barang tersebut berharga, miliknya, serta halal). Dan tempat menyimpannya (syarat tempat: dalam penjagaan tuannya).

Ketiga, Batas tangan yang dipotong. Menurut Imam Qurtubi, batas telapak tangan yang dipotong sampai pergelangan. Tangan kanan untuk yang pertama kali. Kaki kirinya jika dia mencuri lagi untuk yang kedua kalinya. Dan jika dia mencuri ketiga kalinya tangan kirinya dipotong. Jika masih mencuri juga untuk yang keempat kali kaki kanannya dipotong. Dan kalau dia masih mencuri setelah itu, maka baru akan dipenjara sampai ia bertaubat.

Dan bagaimana keadaan barang curian, jika pencuri telah dihukum sesuai hukumannya. Apakah tetap harus mengembalikan barang tersebut ataukah tidak dikenai kewajiban untuk mengembalikannya.
Menurut Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Muhammad Atsauri. Apabila pencuri sudah dipontong tangan maka dia tidak wajib mengembalikan barang jika barang tersebut rusak atau terpakai.

Uraian singkat diatas menjelaskan bagaimana hukum dibuat agar tidak ada seorang-pun yang dapat merugikan saudaranya sendiri. Dan juga hukuman tersebut dilakukan agar menimbulkan efek jera bagi pelakunya. Dan memberikan rasa aman bagi masyarakat.
[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.