Manhaj Dakwah

Manhaj Dakwah
oleh: Aulia Elhaq

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan metodologi dakwah ke jalan Allah atau manhaj dakwah, tentu kita harus lebih dahulu mengetahui definisi dari istilah tersebut. Dalam kitab "Dirâsât fî manhaj ad-da'wah ilallah" karangan DR. Hasan Abdurrauf Muhammad al-Badawi dan DR. Majd Khatab disebutkan bahwa manhaj dakwah (metodologi dakwah ke jalan adalah sebuah jalan jelas yang dilalui seorang pengemban dakwah ke hadapan objek dakwah yang dibangun di atas pondasi ilmiah untuk mewujudkan tujuan dari sebuah dakwah.

Dengan bahasa lain, manhaj dakwah adalah sebuah metode ilmiah yang digunakan seorang da'i kepada orang yang menerima dakwah sehingga dengannya tercapailah tujuan dari dakwah tersebut.
Adapun posisi manhaj dalam medan dakwah sangatlah vital dan penting, karena beberapa hal:
Pertama, Manhaj adalah syarat dari sebuah aktivitas dakwah. Karena dalam Islam ilmu adalah syarat diterimanya sebuah amalan, sedangkan ilmu sendiri tidak dapat didapat kecuali dengan manhaj yang benar. DR. Jalal Musa dalam kitabnya "Manâhijul bahts at-tathbiqiyyah 'inda ulama al-muslimin" mengatakan para peneliti ilmiah telah sepakat bahwa tidaklah sebuah ilmu mengalami kemajuan kecuali jika menggunakan manhaj dan tidaklah ilmu itu mengalami kemunduran kecuali karena manhaj telah ditinggalkan.

Jika manhaj adalah syarat sebuah ilmu dan ilmu adalah syarat aktifitas dakwah, maka benarlah jika kita katakan manhaj adalah syarat dari aktifitas dakwah.

Kedua, vitalitas posisi seorang da'i. Karena mereka mewakili Allah dan Rasul-Nya untuk menyampaikan syariat-Nya di muka bumi. Jika Allah memerintahkan manusia beribadah kepada-Nya dengan mengikuti Rasulullah, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun pernah bersabda, "Para ulama adalah pewaris para nabi." Perkataan tersebut memberi kita isyarat jika nanti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninggal maka ikutilah perkataan ulama. Dan tidak diragukan lagi bahwa para pengemban dakwah seharusnya adalah ulama yang dimaksudkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Selain itu, salah seorang da'i dalam berdakwah dapat menyebabkan kesalahan dalam menyampaikan risalah-Nya. Sehingga ketika seorang pengemban dakwah salah dalam menyampaikan risalah-Nya, kemudian kesalahan tersebut diterima oleh masyarakat dan menyebar dari mulut ke mulut hingga generasi ke generasi, maka betapa besarnya dampak dari kesalahan tersebut. Semua hal yang baru saja disebut membuka mata kita akan pentingnya posisi seorang da'i dan besarnya pengaruh mereka kepada masyarakat.

Ketiga, manhaj merupakan sarana untuk menghentikan dakwa orang-orang yang mengaku-ngaku dirinya adalah seorang da'i ke jalan Allah. Karena ketika seorang dai menggunakan manhaj dalam berdakwah kepada Allah kita dapat dengan mudah membedakan antara mereka yang benar-benar da'i dengan mereka yang hanya mengaku-ngaku sebagai seorang da'i.

Asas Metodologi Dakwah
Dalam membangun metodologi dakwah atau manhaj dakwah ada asas yang harus dijaga,  yaitu keselarasan dalil dengan jenis pernyataan. Karena dalam sebuah aktifitas dakwah, seorang da'i tidak akan terlepas dari menyampaikan 3 jenis pernyataan; pernyataan yang bersifat aqliyah, indrawi dan ghaib.

Ketika seorang dai menyampaikan salah satu dari ketiga macam pernyataan tersebut, ia harus memberikan dalil yang sesuai dengan jenis pernyataan mereka. Karena setiap jenis pernyataan memiliki jenis dalil khusus untuk menunjang pernyataan mereka sehingga dapat diterima oleh mad'u (objek dakwah).

Pernyataan yang sifatnya aqli akan sesuai jika digunakan jenis dalil burhan. Yaitu dengan cara kita memberikan sebuah pernyataan awal yang disepakati bersama, kamudian menghubungkan pernyataan tersebut dengan pernyataan baru yang lain yang kemudian menghasilkan hujjah secara dhoruri. Metode ini Allah isyaratkan

Sedangkan pernyataan yang sifatnya indrawi sesuai dengan jenis dalil musyahadah dan tajarrub. Yaitu mencoba dan menyaksikan secara langsung.

Adapun pernyataan yang bersifat ghaib maka ia sesuai dengan jenis dalil nash. Yaitu dengan cara menyodorkan nash Al-Quran maupun hadits yang keabsahannya telah disepakati.

Faktor-Faktor Peyebab Efektifitas Dakwah kepada Allah
Sebelum menyebutkan 3 faktor penyebab efektifitas dakwah kepada Allah mungkin akan ada pertanyaan: apa perbedaan antara asas metodologi dakwah dan faktor penyebab efektifitas dakwah dari sisi kesamaan memberi pengaruh terhadap diterimanya-tidaknya sebuah dakwah?

Menurut penulis, kedua hal tersebut sama-sama menjadi penyebab terhadap efektifitas sebuah dakwah. Hanya saja pada asas metodologi dakwah, ia menjadi penyebab yang dapat diusahakan oleh manusia dan berbentuk teori. Sedangkan yang satu lagi adalah penyebab yang sebagian bedar dihasilkan melalui peran Allah, tanpa campur tangan manusia dan bukan berbentuk teori.

Adapun 3 faktor itu adalah sebagai berikut:
Pertama, hikmah dakwah. Bisa dikatakan, hikmah dakwah adalah kesesuaian seorang dai dalam menerapkan metode yang pas ketika menyamaikan materi dakwah kepada mad'u yang beragam.
Kedua, kepedulian pengemban dakwah dalam memberi manfaat bagi dirinya dan orang lain.
Ketiga, kesakralan materi dakwah.

Wallahu a'lam


Label:
[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.