Etika Penuntut Ilmu

  Etika Penuntut Ilmu 
Oleh: Enjang Kamilin 

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak.Etika merupakan simbol kemanusiaan, karena orang yang sudah tidak lagi memiliki etika berarti ia bertingkah-polah layaknya seekor hewan.Berbicara sekehendak sendiri, entah itu menyakiti orang lain atau tidak, mengerjakan sesuatu semaunya sendiri tanpa memikirkan akibatnya, serta hal hal lain yang tidak bermoral. 

Etika juga merupakan hal yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai hal yang diinginkan dengan jalan yang benar.Tidak terkecuali  penuntut ilmu, baik ilmu keagamaan maupun ilmu-ilmu yang lain, semuanya harus dengan etika yang benar.Bukankah kehidupan telah menunjukan banyak orang gagal dalam menuntut ilmu sampai akhir karena malas, banyak orang yang yang sukses dalam mencari ilmu tetapi ilmunya kurang bermanfaat karena tidak menghormati gurunya, dan banyak orang yang gagal di awal tetapi akhirnya sukses karena kesabarannya, dan lain sebagainya.              

Diantara etika dalam menuntut ilmu sebagaimana termaktub dalam kitab ta’limul muta’allim adalah: A. Menghormati ilmu dan ahli ilmu Orang yang menuntut ilmu tidak akan memperoleh ilmu yang bermanfaat kecuali dengan menghormati gurunya. “Aku adalah hambanya orang yang mengajariku walaupun satu huruf” [Ali bin Abi Thalib]. Termasuk adab dalam memuliakan guru adalah dengan menghormati anaknya dan orang yang berhubungan dengannya. Ciri-ciri mengagungkan ilmu di antaranya adalah; 
1.  Memulyakan  kitab dengan memegangnya dalam keadaan suci. 
2.  Meletakkan kitab di tempat yang terhormat. 
3.  Memperindah catatan 
4.  Tidak menulis dengan warna merah karena ulama tidak melakukannya. 

Termasuk etika memuliakan ilmu adalah dengan menghormati teman, mendengarkan guru, tidak duduk di dekat guru kecuali terpaksa, menjaga ilmu dengan akhlaq mulia dan menjauhi sifat sombong karena ilmu dapat diperoleh dengan kerendahan hati. 

B. Bersungguh-sungguh dan memiliki cia-cita. “Orang-orang yang sungguh-sungguh mengharap ridha Kami, maka akan Kami tunjukkan jalan kepada mereka.” “Bersungguh-sungguh dapat mendekatkan hal yang jauh dan membukakan pintu yang terkunci” [Syailh Sadiduddin As-Syafi’i]  
Sebaiknya orang yang menuntut ilmu tidak menghabiskan malamnya untuk tidur. Barangsiapa yang memiliki cita-cita tinggi dan ingin mendapatkan kedudukan yang mulia maka bangunlah di malam hari. Bangun di malam hari dikatakan sebagai salah satu kunci menuju kesuksesan karena hal itu menunjukan kesungguhan.Pada saat orang lain terlelap tidur ia terbangundan berusaha meraih kesuksesannya, bagaimana tidak hal ini menunjukan kesungguhan.Terus belajar dan mungulang pelajarannya.Namun dalam melakukan hal tersebut ada rintangan yang harus dilaluinya, iaitu kebosanan.makannya penuntut ilmu harus tidak mudah bosan dalam belajar, karena orang yang benar-benar belajar itu semakin ia tahu maka ia akan semakin ingin menggali, bukan malah bosan.  

“Barangsiapa mempunyai   cita-cita yang luhur tanpa dibarengi dengan kesungguhan atau sebaliknya, kesungguhan tanpa cita-cita maka tidak akan berhasil dalam mencari ilmu.”  

“Orang yang berilmu itu akan tetap hidup walaupun jasadnya sudah tidak ada, tetapi orang bodoh yang hidup itu bagaikan mayat hidup.”  

Selain itu, para penuntut ilmu juga seyogyanya mengurangi dan menjauhi terlalu banyak makan dan minum.Tetapi bagilah tubuhnya untuk air, makanan, dan udara secara seimbang.karena jika terlalu banyakmakn akan menyebabkan malas, dan mudah digoda setan, sebagaiamana dikatakan ulama bahwa setan memasuki manusia melalui aliran darah.  

“Ada tiga orang yang Allah benci, mereka itu adalah yang banyak makan, pelit, dan sombong.”  

Banyak makan dibenci Allah karena dapat menyebabkan penyakit dan juga membuat otak lebih lambat berfikir sebagaimana kebanyakan ulama berpendapat bahwa kebanyakan makan dapat mengurangi kecerdasan.  

C. Tawakkal Tawakkal bearti menyerahkan segala urusan kepada Allah stelah berusaha semampu kita.Sebagai manusia biasa tentu kita anya bisa berusaha, dan hasilnya ditentukan sama yang maha kuasa. Dan mrupakan keharusan bagi seorang penuntut ilmu untuk bertawakkal kepada yang maha kuasa, menyerahkan segala hal kepadanya dan selalu berdoa agar diberikan yang terbaik untuk dirinya dan umat.begitu juga bertawakkal kepda Allah tentang urusan rizki dan dunianya, Karena Allah akan mencukupinya.Imam Mansyur Al Hajjaj mengatakan :“Barangsiapa belajar ilmu agama di jalan Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya dan memberi rizki tanpa di sangka-sangka.”   
Disamping itu, penuntut ilmu juga sebaiknya memperhaikan hal-hal yang dapat menyebabkan cepat hafal dan menghambatnya, seperti membaca Al quran untuk memperkuat hafalan, dan menjauhi perbuatan maksiat agar tidak mudah lupa, dan sebagainya. 
Label:
[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.