Ilmu dan perbuatan Oleh Yazid


Ilmu dan perbuatan
Allah swt. berfirman dalam Surat al-‘alaq (اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ) yang artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan). Ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. dan di dalam ayat tersebut mengandung banyak kandungan, salah satunya merupakan indikasi pentingnya ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Sehingga setiap manusia harus berusaha untuk belajar dan mencari ilmu. Kewajiban dalam mencari ilmu bukan hanya untuk kalangan remaja atau orangtua, bahkan anak-anak sudah dikenai kewajiban untuk menuntut ilmu. Seperti kata mutiara arab, “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.

Pada zaman yang semakin maju dan pesat perkembangannya, jangan biarkan diri hidup dengan kebodohan karena Allah swt. menciptakan akal tidak untuk disia-siakan melainkan sebagai pembelajaran dan pembenaran atas kebatilan-kebatilan yang terdapat di dunia. Dan dalam pencarian sebuah ilmu, makanan merupakan kebutuhan perut yang tiada habis-habisnya maka membaca adalah makanan untuk ruhani dan pikiran.

Imam Syafi’I pernah berkata dalam syairnya perihal baik dan buruk dalam berilmu, “berapa banyak orang di dunia ini yang ditinggikan derajatnya oleh ilmu tetapi banyak pula orang yang direndahkan karenanya”. Maka, sebaik-baiknya ilmu adalah diamalkan untuk menciptakan keselarang diantara ilmu dan tingkah laku.

Sebagai pelajar kita diberi kesempatan untuk belajar menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, menjauhkan diri dari kebodohan, karena ketidaktahuan adalah kegelapan sedangkan pengetahuan adalah pelita. Dan dengan ilmu kita dapat melakukan hal-hal baik sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.

Dalam ayat suci Al-Quran termaktub mengenai hal keutamaan ilmu. Akan tetapi, ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan. Maka, sebagai pelajar kita dituntut untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah didapatkan.

Perbuatan merupakan wadah untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah dipelajari dan juga merupakan hasil alami dari pemahaman atas ilmu tersebut. Dan tidak dapat dibayangkan jika seseorang melakukan amal tetapi tidak mengetahui ilmunya. Maka, para ulama memberikan sedikit kata mengenai pentingnya mempunyai ilmu dan mengamalkannya.

Pertama, ilmu adalah pelita kehidupan. Maka, memperoleh pengetahuan seperti mendapatkan pelita sebagai penerang jalan atau sebagai pengembang pemikiran dalam kehidupan yang merupakan kunci memasuki semua aspek dan akses kehidupan.

Kedua, Imam Bukhari berkata, “al-‘ilmu qabla qouli wa al-‘amal”. Yang artinya, “Ilmu adalah tata cara sebelum berkata dan beramal”. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah swt, “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah swt. dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). Dari ayat yang mulia ini, Allah swt.memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat. Syahadat adalah perkara pertama yang dilakukanmanusia ketika menjadi seorang muslim. Akan tetapi, Allah swt. mendahuluinya dengan ilmu sebelum mengucapkan syahadat. Maka, ada baiknya semua perkara didahului dengan ilmu dan setelah itu diamalkannya.

Ketiga, seseorang yang berilmu merupakan cahaya yang menjadi petunjuk manusia baik dalam urusan agama maupun dunia. Dan Allah swt. akan mengambil ilmu tersebut dengan diwafatkannya para ulama. Seperti sabda Rasulullah saw. “Sesungguhnya Allah swt. tidak akan mengangkat ilmu secara langsung dari hati hamba-hambanya. Akan tetapi, Allah swt. akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan ulama sehingga tidak ada ulama yang tertinggal. Maka, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh sebagai ulama. Dan ketika mereka ditanya maka dijawablah tanpa ilmu sehingga ia sesat dan menyesatkan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Keempat, seseorang yang berilmu dan mengamalkannya adalah mereka yang akan mendapatkan seluruh kebaikan.
Setelah memahami pentingnya ilmu dan mengamalkannya, mari bersama-sama berbuat suatu amalan dengan ilmu, karena amalan atau perbuatan yang dibangun tanpa dasar ilmu akan mendatangkan kerusakan bukan kebaikan. Seperti perkataan ‘umar bin ‘abdul ‘aziz, “من عبد الله بغير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح”. Yang artinya, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah swt. tanpa ilmu maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan”.

Dan setelah mendapatkan ilmu, baiknya mengamalkannya karena ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah begitupun sebaliknya amal tanpa ilmu seperti orang buta yag berjalan. Wallahu a’lam bisshawab.
[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.