ISLAM Utamakan Kemudahan Bukan Kesulitan

B W A K M E g y p t- Suatu ketika Rasulullah dalam sebuah perjalanan , melihat sekelompok musafir berkumpul dan dibelakangnya seorang musafir berteduh dibawah naungan bayang-bayang kelompok teersebut dalam keadaan lemah, letih dan kehausan.

Rasulullah bertanya : ada apa dengannya? Mereka menjawab : ia sedang berpuasa ya Rasulullah”. Rasulullah bersabda “ bukanlah suatu kebaikan, puasa dalam perjalanan”. Diantara alasan orang-orang non muslim tidak mau masuk kedalam islam adalah anggapan bahwa islam adalah agama yang sulit, rumit dan memberatkan. Hal itu bisa saja terjadi karena dalam mengamalkan islam banyak diantara muslim yang terlalu mengekang dan memaksa diri untuk mengerjakan suatu amalan tanpa melihat situasi dan kondisi diri sehingga ia kelihatan menderita karena ibadahnya. Bahkan seringkali sikap “tasyadud” tersebut dipaksakan kepada orang lain.

Inilah yang sering menjadi sumber masalah. Umat lain tidak ingin masuk kedalam islam atau kaau pun ada jumlahnya sedikit. Umat islampun lari dari agamannya sendiri karena menganggap agama ini berat. Dalam riwayat singkat diatas ketika rasulullah berkata “ bukanlah suatu kebaikan berpuasa dalam perjalanan “ hal ini menunjukkan betapa islam sangat perhatian terhadap kemudahan dalam hidup. Bahkan suatu amal yang langsung Allah menghitung dan membalas pahalanya dikatakan beliau bukan suatu hal yang baik ketika dilakukan dalam perjalanan(safar) setelah melihat kondisi sahabat yang berpuasa dan menjadi masalah bagi dirinya. Lebih dalam lagi bisa kita tarik benang merah bahwa “islam mengutamakan kemudahan” bagi pemeluknya. Bukan kesulitan. banyak dalil yang mendukung hal ini diantaranya :
يريدالله بكم اليسرى ولا يريد بكم العسر
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak ingin menyulitkanmu (albaqarah:185)
Kemudahan dan keringanan yang senantiasa diberikan Allah kepada hambanya karena Allah tau manusia diciptakanNya dengan kondisi lemah sehingga tidak hendak memberikan kesulitan
يريدالله ان يخفف عنكم وخلق الانسان ضعيفا
Allah ingin memberikan keringanan padamu. Dan manusia diciptakan dalam kondisi lemah” ( An nisa : 28 )
Juga ayat lain
ما يريدالله ليجعل عليكم من حرج
Tidak sedikitpun Allah ingin menimpakan kesusahan padamu. ( Al maidah :6 )

Berkaca kepada kepada kehidupan Rasulullah. Sosok teladan yang telah Allah ampuni semua dosa yang telah dan akan ada pada beliau. beliau adalah manusia yang paling pandai bersyukur dan paling tinggi derajatnya disisi Allah, beliau tetap memberikan contoh kepada umatnya tentang betapa kemudahan dalam islam sangat diperhatikan, Aisyah Ra meriwayatkan :
ما خير رسول الله صلى الله عليه وسلم بين امرين الا أخذ ايسرهما ما لم يكن اثما, فاذا كان اثما كان ابعد الناس عنه

Rasulullah tidak diberikan dua pilihan kecuali beliau memilih yang paling mudah diantara keduanya selama hal itu bukan dosa. Tapi jika sudah merupakan dosa maka beliau adalah orang yang paling getol menjauhinya ( HR Bukhari Muslim)

Islam mengajarkan banyak amalan kepada pemeluknya. Mulai dari yang amalan yang paling besar sampai kepada amalah terkecil sekalipun, tetap jadi perhatian. bahkan islam sangat perhatian dengan kondisi manusia yang diciptakan dalam keadaaan lemah. Sehingga ia senantiasa menawarkan kemudahan dalam setiap amalan. Banyak kita perhatikan, shalat misalnya, jika tidak mampu berdiri silahkan shalat duduk. Jika tidak mampu duduk bisa dengan cara berbaring, kedipan mata bahkan denga hati sekalipun. Begitu juga dalam berpuasa, puasa wajib misalnya. Jika tidak mampu berpuasa waktu itu silahkan ganti pada hari lain. Jika masih tidak mampu maka boleh diganti dengan membayar fidyah.

Timbul sebuah pertanyaan “ apakah Allah tidak senang dengan hambanya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah atau beramal, sehingga sebagian besar waktunya dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah bahkan disetiap aktifitas ia selalu menghadirkan Allah? Atau apakah Rasulullah tidak mengingikan umatnya menjadi umat yang selalu memaksimalkan amalan dan beramal setiap kesempatan tanpa mengambil kemudahan-kemudahan yang Allah berikan? Pada prinsipnya Allah dan Rasulnya sangat mencintai hamba yang taat kepada Allah dan beribadah dengan kualitas tinggi.

Setiap ada momen amal tak pernah terlwatkan. Bahkan setiap detik berlalu tak pernah kosong dari mengingat Allah. Nabi sendiri secara kualitas pribadi beliau adalah hambaNya yang paling tinggi standar ibadah bahkan standar hidupnya. Itulah kualitas muslim ideal yang tidak semua orang bisa mencapainya. Kemudahan dalam islam bukan berarti umat disuruh untuk mengambil yang mudah-mudah dan meninggalkan hal-hal yang sebenarnya kewajiban dan membutuhkan kesungguhan. Hanya saja umat dipersilahkan untuk memilih yang termudah baginya sehingga tidak memberatkan. Bahkan nabi ketika ditanya oleh salah seorang sahabat perihal bolehkah berpuasa ketika mengadakan perjalanan. Beliau bersabda:
ان شت فصم وان شئت فافطر"
“ jika kamu ingin berpuasa, berpuasalah jika tidak maka berbukalah”
Umar bin Abdul aziz pernah berkata perihal mana yang lebih utama puasa atau tidak ketika dalam perjalanan, ia berkata :
أفضصلهما أيسرهما عليه
“yang termudah baginya itulah yang paling utama”
Disanalah letak istimewanya islam. Memberikan kebebasan untuk memilih asal tidak memberatkan. Islam tidak pernah memaksa pemeluknya untuk melaksanakan sesuatu diluar batas kemampuannya. Islam meberikan pilihan kepada umat untuk memilih yang mudah untuk dilakukan bagi masing-masing individu. Bahkan mengutamakannya daripada amalan2 yang sulit untuk dilakukan walaupun dengan pahala yang besar tetapi memberatkan.

Maka Allah tidak ingin memberatkan hambanya demi kemaslahatan hamba juga. Rasul pun tidak ingin agar umatnya susah dalam beragama. Itulah prinsip islam “ mengutamakan kemudahan diatas kesulitan” Ketika ada tiga orang sahabat, salah seorang berkata “ saya akan shalat sepanjang malam” yang lain berkata “ saya akan akan terus berpuasa sepanjang tahun, dan yang satu lagi berkata “ aku tidak akan menikah selama-lamanya”. Maka Rasulullah marah dan berkata “ kalian mengatakan begini dan begitu “ demi Allah, aku adalah orang yang paling takut kepada Allah diantara kalian. Padahal aku berpuasa dan berbuka. Aku shalat tetapi juga tidur. Aku juga menikah. Siapa yang tidak mengikuti sunahku maka ia bukanlah golonganku (umat)
” يسروا ولا تعسروا بشروا ولا تنفرو ا"
“ demikian nabi kita bersabda.
Syekh Yusuf Qardhawi juga berkata bahwa kebangkitan islam tidak serta merta diraih dengan goresan tinta atau otoritas kepemipinan, masuk parlemen ataupun pemegang kebijakan. Akan tetapi ia bisa diraih dengan proses kesinambungan, berangsur-angsur (tadaruj). Dalam artian bukan mengundur-undur tanggungjawab atau tugas. Tapi meraihnya dengan hal-hal yang tidak memberatkan tapi berkesinambungan. Sehingga ketika kesadaran umat terbangun untuk beragama, maka tanpa ragu lagi islam akan kembali merebut kemenangannya.
09 Desember 2011 Sumber : fiqh aulawiyat karangan syekh yusuf Qardhawi
Label:
[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.